| Pintu Gerbang Orange District Residence | 
Ini bukan dongeng. Bukan legenda asal-muasal suatu tempat. Atau kisah
 dalam sebuah cerpen yang akan dilombakan untuk memperingati hari jadi 
suatu kota. Saya akan cerita tentang kejadian nyata.
Hari Minggu sekitar pukul empat sore kemarin warga kampung di tempat 
saya tinggal dikejutkan oleh adanya seekor ular raksasa. Ular seukuran 
paha laki-laki dewasa dan panjang sekitar empat meter itu tiba-tiba 
muncul di selokan belakang rumah seorang warga.
Si ular dalam keadaan diam. Tapi dari gerakan tubuhnya ketika bernafas menunjukkan dia masih hidup. Kayaknya susah bergerak karena antara tubuh si ular dengan selokan tempat dia berada sungguh tidak seimbang. Maksudnya tubuh ular tersebut terlalu besar untuk ukuran selokan yang sempit itu.
Si ular dalam keadaan diam. Tapi dari gerakan tubuhnya ketika bernafas menunjukkan dia masih hidup. Kayaknya susah bergerak karena antara tubuh si ular dengan selokan tempat dia berada sungguh tidak seimbang. Maksudnya tubuh ular tersebut terlalu besar untuk ukuran selokan yang sempit itu.
Kerumunan orang tak terkira banyaknya di sekitar selokan tempat ular 
berada. Tapi tak ada satupun warga yang benar-benar berani mendekat. 
Antara mereka dengan ular masih ada jarak yang memungkinkan untuk lari 
bila terjadi sesuatu.
Saya lihat Pak RT berjalan mondar-mandir seperti tokoh kartun kucing 
menunggu tikus dalam film Mickey Mouse. Lewat HP di tangannya beliau 
menelepon seseorang. Saya tak tahu apa yang dibicarakannya. Hanya yang 
terdengar kata-kata “buesar” berkali-kali sambil menunjuk-nunjuk lokasi 
ular berada seakan-akan orang yang ditelponnya itu melihat.
Banyak spekulasi yang berkembang. Seorang kakek mendekati saya. Setengah
 berbisik seolah situasi sedemikian gawat beliau berkata, “Kemungkinan 
ini ada yang menaruh”. Seperti biasa saya hanya mengangguk-angguk, 
sekedar menghindari perdebatan yang tidak perlu.
Ada lagi anak muda, jauh lebih muda dari saya, angkat bicara. Saya 
kira dia akan memberi penjelasan yang masuk akal.. Ternyata dugaan saya 
keliru. Pemuda ini berucap, “Ini bisa jadi pusaka”.
“Maksudnya apa, Mas ? tanya saya.
“Keris, Pak !” jawabnya mantap
Saya segera menyudahi pembicaraan yang tidak bermutu ini.
“Maksudnya apa, Mas ? tanya saya.
“Keris, Pak !” jawabnya mantap
Saya segera menyudahi pembicaraan yang tidak bermutu ini.
Tiba-tiba dari arah jalan raya datang sebuah kendaraan pick-up hitam 
dan berhenti tepat di depan selokan. Dari mobil itu turun seseorang yang
 dari potongannya menandakan dia “orang sakti”. Ternyata betul. Orang 
ini adalah pawang ular yang biasa buka praktek di pasar Johar.
Tak penting bagi saya siapa yang memanggil pawang itu. Tetapi 
memanggil pawang pada saat seperti ini sungguh merupakan tindakan super.
 Serahkan pada ahlinya, maka semua akan beres. Singkat kata, Pak Pawang 
akhirnya berhasil mengambil ular itu dari selokan dan membawanya pergi.
Si ular raksasa itu benar-benar telah pergi entah kemana. Kini tinggal cerita.

0 comments:
Posting Komentar