Laman

Minggu, 09 Juni 2013

MELIHAT PALEMBANG

Salah Satu Gambar Pada Kaos Musimania
Awalnya ini rencana perjalanan dinas biasa, bagian dari pekerjaan saya. Karenanya, saya nyaris tidak membuat persiapan. Hanya berencana beli tiket dan membawa perbekalan seperlunya. Datang dijemput, pulang diantar, akomodasi sudah diongkosi Perusahaan. Sesederhana itu. 

Tapi karena istri saya ingin melihat Palembang, urusan jadi lain. Keinginan istri diamini anak-anak. Mereka kompak ingin ikut ke Palembang. Maka perdebatan kecilpun terjadi. Seperti biasa, saya selalu kalah dalam perdebatan seperti ini. “Jangankan dalam kehidupan, didalam berdebatpun aku kalah”, begitu lirik sebuah lagu yang pernah saya dengar. Persekongkolan istri-anak ini membuahkan hasil. Kami berempat sepakat akan pergi ke Palembang. Tentu saja skenario dan persiapan jadi lebih rumit.
***********************************************************
Matahari pagi mulai naik ketika kami menginjakkan kaki di kota pempek ini. Saya sempat ge-er karena disana-sini banyak sekali spanduk, baliho dan iklan-iklan penyambutan. Oh ternyata bukan untuk menyambut saya. Sebentar lagi ada pemilihan gubernur, sehingga tak perlu diceritakan disini betapa banyaknya spanduk di pinggir-pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lain di sekujur kota Palembang.

Berikut ini beberapa tempat yang sempat kami lihat selama di Palembang. Foto-foto ini saya ambil dengan Blackberry Curve kepunyaaan istri. Mohon maaf hasilnya begini-begini saja, soalnya saya bukan fotografer profesional he he.

1.    Hotel Duta Syari’ah
Seorang kenalan merekomendasikan untuk menginap di tempat ini. Dekat dengan tempat kerja, lokasinya strategis dan tarifnya terjangkau. Jadilah hotel ini semacam homebase kami selama tiga hari di Palembang.

2.    Kantorpos Palembang
Disamping melayani pengiriman surat, dokumen, barang, pembayaran dan layanan pos lainnya, di Kantorpos Palembang terdapat Postshop yakni toko ritel yang menyediakan berbagai macam kebutuhan mulai dari minuman ringan hingga peralatan mandi.

3.    Jembatan Ampera
Inilah landmark kota Palembang. Ada yang menyebutnya Golden Gate of Indonesia. Kalau tidak salah, dulunya bernama Jembatan Soekarno. Jembatan ini akan lebih cantik bila dilihat pada malam hari.
    
4.    Benteng Kuto Besak
Benteng ini dibangun pada tahun 1780. Menurut informasi, untuk membangun benteng ini arsitek menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan. Sebagai perekat bata ditambah putih telor. Benteng ini dibangun selama 17 tahun.
 5.    Museum Sultan Mahmud Badruddin II
Museum ini adalah monumen abad keemasan Kesultanan Palembang. Tidak hanya koleksinya yang bersejarah, bangunan museumnya sendiri juga bernilai sejarah : perpaduan antara Melayu tradisional dengan arsitektur kolonial. Dibangun pada tahun 1823.
Salah satu sudut Pasar 16 Ilir

6.    Pasar 16 Ilir
Inilah bazaar terbesar sepanjang masa di Palembang. Yang kami lihat sebagian besar barang yang dijual disini adalah pakaian, termasuk kain tradisional Palembang yang disebut Songket. Disini juga bisa ditemui kaos “I Love Palembang” dengan harga miring.

7. Masjid Besar
Dari Kantorpos Palembang, kita tinggal menyeberang jalan untuk sampai di masjid ini. Konon, Masjid Besar ini sudah berusia 259 tahun. Lokasinya terletak antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman.

    8.    Pulau Kemaro
Pulau kecil ini terletak tidak jauh dari pusat kota Palembang. Menurut cerita dari teman saya, disana ada candi Budha dan makam ratu China. Tadinya kami berencana mengunjungi tempat ini, namun melihat keringat anak-anak bercucuran sebesar biji-biji jagung akhirnya kami putuskan segera kembali ke tempat berpendingin udara.

 9.    Palembang Indah Mall (PIM)
Sejauh-jauh kami pergi, ke mall jualah kami berlabuh. Satu-satunya alasan, disinilah tempat berpendingin udara sehingga beberapa kali kami singgahi tempat ini. Untuk ukuran kami yang terbiasa tinggal di daerah sejuk, udara kota Palembang memang terhitung panas.

   
10.  Pempek Vico dan Es Kacangnya
Setiap hari, selama tiga hari, kami selalu menyempatkan mampir di tempat ini. Kadang pada sore hari usai maghrib, kadang siang hari. Menyantap pempek asli di negerinya memang beda. Sejatinya kami lebih tertarik dengan es kacangnya yang rasanya belum pernah kami temui di tempat lain.
   

Makanan pembuka, menunggu pesanan
11. 
Pempek Candy
Pagi-pagi sebelum pulang ke Bandung, kami ke Pempek Candy yang berada di Jalan Kapten A Rivai. Kami pesan beberapa paket pempek dan kerupuk untuk dikirim ke kerabat di Tangerang dan Bandung.   
   
   


Salah satu gambar pada kaos Musimania
12. 
Nyenyes dan Musimania
Saat-saat terakhir di Palembang kami manfaatkan berkunjung ke Nyenyes - Kaos Oleh2 Palembang dan Musimania. Dari sini kami mendapatkan beberapa potong kaos untuk kenangan selama di Palembang. 








Palembang, 4-6 Juni 2013

0 comments:

Posting Komentar