Salah Satu Gambar Pada Kaos Musimania |
Awalnya
ini rencana perjalanan dinas biasa, bagian dari pekerjaan saya. Karenanya, saya nyaris tidak membuat persiapan. Hanya berencana beli
tiket dan membawa perbekalan seperlunya. Datang dijemput, pulang diantar, akomodasi sudah diongkosi Perusahaan. Sesederhana itu.
Tapi karena istri saya ingin melihat Palembang, urusan jadi lain. Keinginan istri diamini anak-anak. Mereka kompak ingin ikut ke Palembang. Maka perdebatan kecilpun terjadi. Seperti biasa, saya selalu kalah dalam perdebatan seperti ini. “Jangankan dalam kehidupan, didalam berdebatpun aku kalah”, begitu lirik sebuah lagu yang pernah saya dengar. Persekongkolan istri-anak ini membuahkan hasil. Kami berempat sepakat akan pergi ke Palembang. Tentu saja skenario dan persiapan jadi lebih rumit.
Tapi karena istri saya ingin melihat Palembang, urusan jadi lain. Keinginan istri diamini anak-anak. Mereka kompak ingin ikut ke Palembang. Maka perdebatan kecilpun terjadi. Seperti biasa, saya selalu kalah dalam perdebatan seperti ini. “Jangankan dalam kehidupan, didalam berdebatpun aku kalah”, begitu lirik sebuah lagu yang pernah saya dengar. Persekongkolan istri-anak ini membuahkan hasil. Kami berempat sepakat akan pergi ke Palembang. Tentu saja skenario dan persiapan jadi lebih rumit.
***********************************************************
Matahari
pagi mulai naik ketika kami menginjakkan kaki di kota pempek ini. Saya sempat ge-er karena disana-sini banyak sekali
spanduk, baliho dan iklan-iklan penyambutan. Oh ternyata bukan untuk menyambut saya. Sebentar lagi
ada pemilihan gubernur, sehingga tak perlu diceritakan disini betapa banyaknya
spanduk di pinggir-pinggir jalan dan tempat-tempat strategis lain di sekujur
kota Palembang.Berikut ini beberapa tempat yang sempat kami lihat selama di Palembang. Foto-foto ini saya ambil dengan Blackberry Curve kepunyaaan istri. Mohon maaf hasilnya begini-begini saja, soalnya saya bukan fotografer profesional he he.
1. Hotel
Duta Syari’ah
Seorang
kenalan merekomendasikan untuk menginap di tempat ini. Dekat dengan tempat
kerja, lokasinya strategis dan tarifnya terjangkau. Jadilah hotel ini semacam homebase kami selama tiga hari di
Palembang.
2. Kantorpos
Palembang
Disamping
melayani pengiriman surat, dokumen, barang, pembayaran dan layanan pos lainnya,
di Kantorpos Palembang terdapat Postshop yakni toko ritel yang menyediakan
berbagai macam kebutuhan mulai dari minuman ringan hingga peralatan mandi.
3. Jembatan
Ampera
Inilah landmark kota Palembang. Ada yang
menyebutnya Golden Gate of Indonesia. Kalau tidak salah, dulunya bernama
Jembatan Soekarno. Jembatan ini akan lebih cantik bila dilihat pada malam hari.
4. Benteng
Kuto Besak
Benteng
ini dibangun pada tahun 1780. Menurut informasi, untuk membangun benteng ini
arsitek menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan.
Sebagai perekat bata ditambah putih telor. Benteng ini dibangun selama 17
tahun.
5. Museum
Sultan Mahmud Badruddin II
Museum
ini adalah monumen abad keemasan Kesultanan Palembang. Tidak hanya koleksinya
yang bersejarah, bangunan museumnya sendiri juga bernilai sejarah : perpaduan antara
Melayu tradisional dengan arsitektur kolonial. Dibangun pada tahun 1823.
Salah satu sudut Pasar 16 Ilir |
6. Pasar 16 Ilir
Inilah
bazaar terbesar sepanjang masa di Palembang. Yang kami lihat sebagian besar
barang yang dijual disini adalah pakaian, termasuk kain tradisional Palembang yang
disebut Songket. Disini juga bisa ditemui kaos “I Love Palembang” dengan harga
miring.
7. Masjid Besar
Dari
Kantorpos Palembang, kita tinggal menyeberang jalan untuk sampai di masjid ini.
Konon, Masjid Besar ini sudah berusia 259 tahun. Lokasinya terletak antara
Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman.
8. Pulau
Kemaro
Pulau
kecil ini terletak tidak jauh dari pusat kota Palembang. Menurut cerita dari
teman saya, disana ada candi Budha dan makam ratu China. Tadinya kami berencana
mengunjungi tempat ini, namun melihat keringat anak-anak bercucuran sebesar
biji-biji jagung akhirnya kami putuskan segera kembali ke tempat
berpendingin udara.
9. Palembang
Indah Mall (PIM)
Sejauh-jauh
kami pergi, ke mall jualah kami
berlabuh. Satu-satunya alasan, disinilah tempat berpendingin udara sehingga
beberapa kali kami singgahi tempat ini. Untuk ukuran kami yang terbiasa tinggal
di daerah sejuk, udara kota Palembang memang terhitung panas.
Setiap
hari, selama tiga hari, kami selalu menyempatkan mampir di tempat ini. Kadang pada
sore hari usai maghrib, kadang siang hari. Menyantap pempek asli di negerinya memang
beda. Sejatinya kami lebih tertarik dengan es kacangnya yang rasanya belum pernah
kami temui di tempat lain.
Pagi-pagi
sebelum pulang ke Bandung, kami ke Pempek Candy yang berada di Jalan Kapten A
Rivai. Kami pesan beberapa paket pempek dan kerupuk untuk dikirim ke kerabat di
Tangerang dan Bandung.
Saat-saat
terakhir di Palembang kami manfaatkan berkunjung ke Nyenyes - Kaos Oleh2
Palembang dan Musimania. Dari sini kami mendapatkan beberapa potong kaos untuk
kenangan selama di Palembang.
Palembang, 4-6 Juni 2013
0 comments:
Posting Komentar