Laman

Senin, 20 Juli 2009

SWING VOTER

Istilah swing voter saya peroleh dari perbincangan di sebuah stasiun televisi sebelum Pilpres kemarin. Pemahaman saya dari perbincangan itu, istilah tersebut kira-kira artinya adalah pemilih yang belum menentukan pilihannya, yakni pada saat dilakukan survey menjelang diadakannya Pilpres 2009. Swing voter sangat sulit diprediksi kecenderungan politiknya mau milih siapa. Tentu pada hari penyontrengan mereka pasti sudah menentukan pilihan.

Usai perhelatan Pilpres 2009 kemarin, kawan saya yang tinggal di Bogor (di Puri Anggraini, dekat Cikeas ?) mengirim pesan singkat melalui SMS. Beliau menanyakan apakah saya mendukung calon incumbent SBY pada hari penyontrengan kemarin.

Pada hari yang diliburkan itu saya tidak nyontreng. Saya tidak melihat pasangan yang satu lebih baik dari pasangan yang lain, karena semuanya sama-sama baiknya. Pasangan nomer satu mengusung ekonomi kerakyatan, ini sangat bagus. Mayoritas rakyat kita : petani, buruh tani, nelayan, wong cilik dan sebagainya tentu membutuhkan keberpihakan negara untuk diberdayakan. Pasangan nomer dua menggotong gagasan untuk melanjutkan yang sudah baik dan memperbaiki yang kurang-kurang agar lebih baik. Tentu ini senafas dengan semangat kaum beragama yang menanamkan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok haruslah lebih baik dari hari ini. Rakyat perlu kepastian, dan juga stabilitas. Pasangan nomer tiga menawarkan ide tentang kemandirian, lebih cepat lebih baik. Indonesia saat ini memang membutuhkan percepatan sehingga sebagai bangsa ini bisa sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya tanpa kehilangan jati diri.

Jadi, siapapun presidennya saya dukung. Hanya saja, sebagai swing voter sejati, pada hari penyontrengan kemarin saya benar-benar masih belum punya pilihan.

0 comments:

Posting Komentar