Begitulah. Hasil karya developer ini kami terima apa adanya. Penuh keikhlasan dan suka cita. Sama sekali tidak ada komplain. Tapi
sikap “sok baik” saya ini bukanlah tanpa resiko. Resikonya, saya harus membereskan
sendiri satu persatu masalah yang ada. Karena tidak ada perencanaan yang
matang, proses pemberesan ini ternyata memakan waktu yang cukup lama. Penyebabnya tidak lain adalah keterbatasan dana, he he.
Karena itu, kami
memilah-milah mana yang sangat penting mana yang kurang penting, mana yang
harus segera mana yang bisa sambil jalan, dan seterusnya. Hasilnya renovasi
rumah kami lakukan dalam tiga tahap, masing-masing dengan alasan tersendiri :
Tahap 1, renovasi
karena keterpaksaan
Tahap 2, renovasi
karena kebutuhan
Tahap 3, renovasi
karena kecelakaan
Renovasi karena
keterpaksaan wajib hukumnya. Sebab bila tidak dilakukan, rumah tidak
mungkin bisa ditempati. Ada tiga kegiatan utama pada tahap ini. Pertama,
menggali sumur artesis baru. Sumur yang lama, standar developer, tidak memenuhi
syarat untuk dapat air bersih karena faktor kedalaman. Kalaupun dilakukan
pendalaman, posisinya tidak tepat. Jadi kami putuskan membuat baru. Alhamdulillah
kami temukan ahli pengeboran terbaik di seantero Bandung. Kami selesaikan
pembuatan sumur baru ini dalam waktu empat hari. Airnya jernih.