Laman

Selasa, 28 Juli 2009

ULAR DALAM SELOKAN

Ini bukan dongeng. Bukan legenda asal-muasal suatu tempat. Atau kisah dalam sebuah cerpen yang akan dilombakan untuk memperingati hari jadi suatu kota. Saya akan cerita tentang kejadian nyata.

Hari Minggu sekitar pukul empat sore kemarin warga kampung di tempat saya tinggal dikejutkan oleh adanya seekor ular raksasa. Ular seukuran paha laki-laki dewasa dan panjang sekitar empat meter itu tiba-tiba muncul di selokan belakang rumah seorang warga.

Sabtu, 25 Juli 2009

KAYA SEKALI

Rasanya saya punya wajah yang tidak terlalu jelek, malah kata ibu saya paling tampan (nggantheng dhewe, he he). Saya juga punya tinggi dan berat badan yang normal untuk ukuran orang Indonesia.

Berpenghasilan tetap, berseragam dan berpensiun adalah dambaan dari sebagian besar manusia di republik ini, dan itu semua saya punya. Saya juga punya agama, yang dengannya Insya Allah saya akan selamat dan bahagia selamanya.

Rabu, 22 Juli 2009

ADA TIKUS DI RUMAHKU

Sebetulnya judul di atas kurang tepat. Karena yang disebut “rumahku” sejatinya bukan rumah saya pribadi, melainkan rumah milik seorang kawan yang saya kontrak. Rumah saya pribadi ada di kota lain yang ditempati kawan saya yang lain. Beginilah resiko pekerjaan saya yang sering berpindah-pindah tempat. Tetapi kalau memakai judul “Ada Tikus di Rumah Kontrakanku” rasanya juga kurang enak. Maka saya putuskan tetap menggunakan judul seperti tersebut di atas. Mudah-mudahan si empunya rumah tidak keberatan.

Selasa, 21 Juli 2009

MBAH SURIP

Popularitas saya di mata keluarga ternyata telah dikalahkan oleh seseorang yang bernama Mbah Surip. Lelaki tua berambut gimbal dan bersuara aneh itu menggeser saya sebagai figur yang paling dinanti-nantikan kehadirannya oleh istri dan anak-anak saya. Mereka dengan setia menunggui kehadiran si Mbah di layar kaca, sekedar untuk menontonnya bernyayi.

Saat tiba di rumah setelah seharian bekerja adalah momen yang membahagiakan siapa saja. Termasuk saya. Setiap pukul setengah enam sore saya tiba di rumah. Biasanya saya mendapatkan sambutan hangat dari segenap anggota keluarga. Peluk cium dan jabat tangan di pipi sudah pasti. Sebagai kepala keluarga dan satu-satunya tulang punggung pencari nafkah rasanya cukup pantas mendapatkan sambutan seperti itu.

Senin, 20 Juli 2009

SWING VOTER

Istilah swing voter saya peroleh dari perbincangan di sebuah stasiun televisi sebelum Pilpres kemarin. Pemahaman saya dari perbincangan itu, istilah tersebut kira-kira artinya adalah pemilih yang belum menentukan pilihannya, yakni pada saat dilakukan survey menjelang diadakannya Pilpres 2009. Swing voter sangat sulit diprediksi kecenderungan politiknya mau milih siapa. Tentu pada hari penyontrengan mereka pasti sudah menentukan pilihan.

Kamis, 16 Juli 2009

MUTIARA DARI KENDARI

Sepuluh tahun yang lalu, saya dikirimi sebungkus mutiara oleh seorang kawan yang saat itu bertugas di Kendari. Benar-benar mutiara asli. Benda seperti butir kelereng putih mulus yang saya terima itu meski hanya sebungkus ternyata isinya cukup banyak. Hanya saja masih “mentah”, maksudnya belum disentuh rekayasa. Sebetulnya dengan usaha sedikit saja benda-benda ini bisa dibuat kalung, cincin, anting-anting dan beraneka perhiasan lainnya. Saya tak tahu pasti apakah benda-benda yang saya terima itu identik dengan apa yang disebut dalam buku-buku sejarah sebagai manik-manik. Atau mungkin “ratna mutu manikam” (bahkan kalimat terakhir ini saya tak paham persis artinya).

BURUNG

Bagi saya, salah satu makhluk terindah di dunia ini adalah burung. Kekaguman saya terhadap binatang yang satu ini melebihi kekaguman saya pada hewan-heman lain, seperti pada kuda yang biasanya difavoritkan orang, termasuk oleh seorang mantan cawapres pada Pilpres 2009 lalu.

YESTERDAY ONCE MORE

Dulu saya pernah punya hobi yang mengasyikkan sekaligus memalukan. Mengasyikkan karena saya begitu menikmatinya sehingga terkadang lupa waktu. Memalukan karena setelah hobi itu tidak saya geluti lagi, beberapa tahun kemudian saya sering didera perasaan malu bila mengenangnya.

MOBIL PLAT MERAH

Ada pemandangan menarik di jalan-jalan jalan raya di kota saya belakangan ini. Nampak saya lihat lalu lalang kendaraan ber-plat merah. Umumnya adalah mobil-mobil baru yang bila dilihat dari tongkrongannya saja sudah terasa nyaman dikendarai. Sebagian lagi mobil-mobil yang agak tua tapi masih layak pakai. Bahkan ada satu dua yang sudah pantas masuk museum. Pemandangan ini tak hanya terlihat pada hari-hari dinas, tetapi juga pada hari-hari libur seperti pada hari minggu atau hari tanggal merah lainnya.

Rabu, 15 Juli 2009

RESTORAN MINYAK TANAH

Kejadian ini berawal ketika istri saya mudik ke kampung halaman. Sifat ketergantungan saya kepada istri selama ini memang sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Saya benar-benar tidak mandiri, baik dalam hal mengurus rumah maupun dalam hal yang sangat sepele, termasuk menyiapkan makan sehari-hari. Pekerjaan seperti itu bagi saya rasanya sangat berat dan membosankan.